Sunday 11 October 2020

KERJA CERDAS BUKAN KERJA KERAS

 

Sumber : Tribunnews.com

Sejak dulu orangtua kita selalu menasehati anak-anaknya untuk bekerja keras agar hidup kita sukses. Namun, anggapan demikian tidaklah selalu benar. Apalagi di era teknologi yang serba canggih, tidak melulu mereka yang jam kerjanya lebih banyak menjadi lebih kaya dari pada mereka yang jam kerjanya lebih sedikit. Lantas bagaimana cara kita menghadapi era dunia digital saat ini?

Baiklah mari kita mulai membahas tuntas masalah ini. Pada dasarnya tiap generasi selalu dihadapkan pada masalah yang berbeda, sesuai dengan tingkat kemajuan zamannya. Sehingga, terkadang apa yang menurut nenek moyang kita benar, belum tentu cocok untuk kita lakukan dizaman millennial seperti sekarang.

Salah satu contoh tentang adanya ungkapan “Kunci sukses adalah bekerja keras”. Memang benar jika salah satu faktor jalan kesuksesan adalah karena adanya kerja keras. Namun, jika melihat pola hidup masyarakat yang saat ini banyak beralih memanfaatkan teknologi, rasanya tak cukup jika kita hanya bekerja keras saja. Ungkapan itu sepertinya perlu di rubah. Sekarang bukan lagi kerja keras tapi kerja cerdas.

Kalau hanya kerja keras namun tanpa menggunakan teori yang benar, maka dimungkinkan apa yang dikerjakan hasilnya tidak akan maksimal sesuai yang diharapkan. Namun, apabila pola yang pakai dengan menerapkan kerja cerdas, kemungkinan hasil yang didapat akan melebihi apa yang ditargetkan. Karena kerja cerdas selalu diawali dengan kesiapan yang matang dengan mengedepankan tujuan dan prioritas.

Oleh karena itu, yuk mulai sekarang ubahlah pola pikir kita untuk menerapkan kerja cerdas bukan kerja keras. Selain sedikit membuang tenaga, kerja cerdas juga dapat mengasah kreatifitas. Sehingga akan memunculkan ide-ide baru yang lebih segar dan inovatif. Dan itulah yang lagi digalakkan oleh presiden jokowi dalam menjalankan peluang bisnis baru di era revolusi 4.0

 by : Moshrefa_siti

Thursday 27 August 2020

Resep Sup Matahari

Sup Matahari (Sumber: Doc. Pribadi) 


Assalamualaikum bunda..


Minggu kemarin waktu aku share sup matahari kesukaan anak ku distatus wa, banyak yang nanya resepnya. Maaf ya bunda baru kali ini sempet nulis nya. Resep ini murni olahan sendiri, tapi tetep sih ada inspirasi dari salah satu rumah makan favorit yang pernah aku kunjungi di ngawi dan juga sedikit resep dari sepupu ku juga. So insyallah kalau masak nya dari hati pasti enak. Selamat menyimak bunda.


Bahan kulit matahari:

Tepung meyzena 3 sdm

Telur 2 btr

Air secukupnya


Bahan isi:

Wortel 1 buah

Kulbis 1/4 biji

Jagung 1 buah

Pentol daging 6 biji


Bahan kuah:

Bawang merah 2 siung

Bawang Putih 3 siung

Merica 8 butir

Pala secuil kira2 separo kuku

Minyak goreng secukupnya

Bawang goreng 

Sledri

Daun bawang

Garam

Kaldu bubuk

Gula pasir


Langkah bikin kulit:

1) Langkah pertama yang harus kalian lakukan adalah bikin kulit untuk bungkus isiannya. Siap kan tepung meyzena campur dengan air sampai kira-kira seperti adonan rempeyek yang sangat cair. Lalu masukkan telur kocok sampai semua rata. Jangan kebalik telur nya dulu baru tepung ya. Karena nanti bisa menggumpal gak mau campur. 

2) Setelah adonan siap, tuang adonan sebanyak 1 irus kecil ke teflon yang sudah dipanaskan. Teflonnya minimal ukuran tanggung ya bun, supaya  jadinya kulit agak lebar. Biar nanti isinya bisa ke bungkus dengan rapi. Ulang terus sampai adonan habis. 


Langkah bikin isian:

1) Kupas wortel, cuci bersih dan parut pakai parut sawut atau parut keju. 

2) Cuci bersih kulbis, setelah dicuci iris lembut seperti mau dipakai campuran soto

3) Terakhir sisir jagung manis yang sudah disediakan. 

4) Setelah semua isi siap, tata diatas kulit yang sudah dibikin sebelumnya. Namun sebelumnya siap kan adonan telur kocok atau tepung dikasih air buat lem bagian atas. Tata bersebelahan jangan ditumpuk mulai pentol, kulbis, wortel dan jagung. Lalu tarik ke atas sisa kulit menjadi satu simpul dan beri lem agar nanti menyatu. Tata secara terbalik (pertemuan sisa kulit ditaruh bawah) dipanci yang sudah dipanaskan. Ulangi sampai bahan habis. Dan kukus kira-kira 10 menit. 


Langkah bikin kuah:

1) Haluskan bawang Putih, bawang merah, Pala dan merica

2) Setelah semua halus, tumis bumbu sampai harum dan layu. Setelah bumbu harum dan layu masukkan ke dalam panci yang sudah diberi air. 

3) Setelah air mendidih masukkan gula, garam, kaldu bubuk, daun bawang dan sledri. Koreksi rasa dan terakhir masukkan bawang goreng. 


Finishing :

Taruh secara terbailik (bagian pertemuan sisa kulit di bawah) satu bungkus isian yang sudah di kukus ke dalam mangkuk. Iris kulit bagian tengah dan gunting menyeluruh dengan bentuk segi tiga yang mempunyai sudut lancip hingga membentuk seperti kelopak bunga. Siram isi dengan kuah panas. Sup matahari yang siap dihidangkan. 


Selamat mencoba bunda. Pasti anda berpikir terlalu ribet ya? Kalau masaknya dibikin enjoy dan dinikmati gak ribet kok bun. Apalagi kalau ingat si anak jadi lahap makannya, wah tambah semangat tuh. 


Oh ya bunda, untuk kulit nya jika gak ada tepung meyzena bisa kok pakai tepung kanji. Dan untuk isiannya bisa divariasi sendiri sesuai bahan yang ada dikulkas. Apalagi kalau ada stok daging, bisa juga pentolnya diganti dengan daging giling. 


Selamat mencoba bunda, semoga manfaat. 


Penulis : moshrefa_siti


#resepsupmatahari #resepmakanan


Friday 7 August 2020

TONGSENG TANPA SANTAN


Assalamualaikun,,,

Bismillahirrohmanirrohiim

Halo bunda apa kabar? semoga kita semua selalu sehat, semangat dan hidup dalam keberkahan. Amin..
Bunda, dalam kesempatan kali ini saya ingin berbagi resep makanan favorit ku saat idul adha tiba. Sebenarnya sudah sedikit terlambat ya, tapi aku yakin sebagian bunda di rumah masih menyisihkan daging di kulkas. Karena terkadang dihari pertama atau ke dua idul adha melihat daging masih enek (ejaan jawa = mual). 

Sedikit cerita nih, sebenarnya ini kali pertama aku nyoba masak tongseng sendiri. Hari raya pertama mencoba masak, namun belum menemukan yang sesuai selera. Yaitu tanpa santan dan rasa kecapnya terasa dan gak terlalu pedas. Setelah browsing-browsing akhirnya menemukanlah resep yang bumbunya simple dan mudah ditemukan di sekitar kita. Yuk mulai bun, simak ya apa saja bahan yang di butuhkan danbagaimana proses membuatnya.

Bahan-bahan: 

Daging kambing 500 gr
Cabai rawit merah 5 Buah
Daun bawang 1 batang
Kolbis Secukupnya 
Kecap 2 Sdm/sesuai selera
Minyak goreng secukupnya
Tomat 2 buah
Gula merah 1 lingkaran
Lengkuas 1 ruas jari
Daun salam 2 lbr
Daun jeruk 2 lbr
Serai 1 batang
Kaldu bubuk 1 Sdt
Garam 1 Sdt


Bumbu halus:

Lada 1 Sdt
Bawang merah 7 siung
Bawang putih 3 siung
Kemiri 3 butir
Kunyit 1 ruas

Cara membuat:

1) Haluskan semua bumbu halus, kemudian panaskan minyak di wajan. Kalau minyak sudah panas masukkan semua bumbu halus dan tumis sampai baunya harum. 
2) Setelah bumbu harum masukkan serai dan lengkuas yang sudah digeprek, daun jeruk dan juga daun salam. Kemudian bumbu lanjut ditumis sampai matang.
3) Setelah bumbu matang, masukkan daging kambing yang sudah dipotong dadu. Kemudian aduk terus sampai merata dan dagingnya berubah warna.
4) Setelah daging berubah warna masukkan air secukupnya. Jika ingin bumbu merasuk dan daging empuk, masukkan air sampai semua daging tenggelam. Setelah itu masukkan gula merah, kecap secukupnya, garam dan kaldu bubuk.
5) Selanjtnya, tutup masakan dan tunggu sampai air menyusut sambil sesekali diaduk. Setelah air menyusut masukkan daun bawang, kolbis dan cabai rawit. Tunggu sampai kolbis layu, koreksi rasa dan tongseng siap dihidangkan.

Demikian resep tongseng kali ini, semoga bermanfaat bunda.

See you next..

By: Moshrefa_siti

#reseptongseng #resep masakan

Tuesday 4 August 2020

Biografi Abah Guru Sekumpul (KH. Muhammad Zaini)


Mengenal Lebih Dekat Sosok Ulama Kharismatik Abah Guru Sekumpul

Abah Guru Sekumpul 

Kelahiran dan Latar Belakang silsilah
Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari atau yang biasa disapa dengan guru sekumpul maupun Guru ijai lahir di Tunggul Irang, Martapura timur Kabupaten banjar pada Tanggal 27 muharrom 1361 H, atau bertepatan dengan 11 Februari 1942 M. Dan beliau meninggal di Martapura, pada 5 rojab 1426 H atau bertepatan dengan 10 Agustus 2005 M pada umur 65 tahun (H) 63 tahun (M). 
Jika diruntut berdasarkan silsilah dari ayah nya, abah zaini merupakan keturunan ke 7 dari Syekh Arsyad al-Banjari. Seorang ulama kharismatik yang mengarang kitab ”sabilal muhtadin” yang bahasa Arabnya sabilal muhtadin lit-tafaqquh fi amriddin. Yang artinya jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama. Kitab ini sangat fenomenal di wilayah Asia Tenggara seperti Philipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Indonesia, Brunei, Kamboja, Vietnam dan Laos karena kaum Muslimin di daerah-daerah ini mempergunakan bahasa Melayu sebagai salah satu pengantar ilmu agama. Bahkan menjadi khazanah kepustakaan bagi khazanah perpustakaan-perpustakaan di dunia Islam, seperti di Makkah, Mesir, Turki, dan Beirut. 

Adapun silsilah guru zaini bersambung hingga Syekh Arsyad al-Banjari adalah sebagai Berikut. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Haji Muhammad Sa’ad bin Haji Abdullah putra Al’alimul ‘alamah Mufti Khalid bin Al’alimul ‘allamah Khalifah Haji Hasanuddin bin Maulana Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan jika diteruskan akan bersambung sampai rosulullah saw. Sedang ibu beliau bernama Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.
Abdul Ghani ayah dari KH. Muhammad Zaini adalah seorang pemuda yang shalih dan sabar dalam menghadapi segala situasi. Beliau menyembunyikan semua derita dan cobaan sulitnya hidup, beliau tidak pernah mengeluh kepada siapapun. Beberapa cerita yang diriwayatkan adalah, sewaktu kecil beliau sekeluarga yang terdiri dari empat orang hanya makan satu nasi bungkus dengan lauk satu biji telur dibagi empat. Tak pernah satu kalipun di antara mereka yang mengeluh. Sehingga sikap qonaahnya berbuah hikmah yang menjadikan mulia dunia akhirat. Salah satunya dikaruniai nya beliau seorang putra yang alim dan masyhur bernama muhammad zaini (guru sekumpul).
Masa kecil
Pada saat masih kecil abah diberi nama Qusyairi. Semenjak kecil beliau merupakan salah seorang anak yang terpelihara (mahfuzh), sifat pembawaan beliau dari kecil lain dari yang lain, diantaranya adalah beliau tidak pernah bermimpi basah (ihtilam).

Semenjak kecil, pergaulan abah zaini betul-betul dijaga. Kemanapun beliau bepergian  selalu ditemani oleh sepupunya. Pernah suatu ketika Qusyairi ingin bermain-main ke  pasar seperti layaknya anak sebayanya semasa kecil. Saat memasuki  gerbang pasar, tiba-tiba muncul pamannya, Syaikh Seman Mulia  di hadapannya dan memerintahkan untuk pulang. Orang-orang tidak ada  yang melihat Syekh, begitu juga sepupu yang menjadi ”bodyguard”-nya. Dia  pun langsung pulang ke rumah.
Sedari kecil beliau juga selalu berada di samping kedua orang tua dan neneknya yang bernama Salbiah. Beliau dipelihara dengan penuh kasih sayang dan berdisiplin dalam pendidikan agama. Sejak dini oleh kedua orang tua dan termasuk neneknya, beliau sudah ditanamkan nilai-nilai ketauhidan, akhlak yang mulia dan penanaman nilai-nilai Qur’ani dengan mengajari beliau al-Qur’an. 
Beberapa Catatan lain berupa beberapa kelebihan dan keanehan Qusyairi adalah dia sudah hafal Al-Qur'an semenjak berusia 7 tahun. Kemudian hapal tafsir Jalalain pada usia 9 tahun.
Pada  usia 9 tahun pas malam jumat Qusyairi bermimpi melihat sebuah kapal  besar turun dari langit. Di depan pintu kapal berdiri seorang penjaga  dengan jubah putih dan di gaun pintu masuk kapal tertulis “Sapinah  al-Auliya”. Qusyairi ingin masuk, tetapi dihalau oleh penjaga hingga  tersungkur. Dia pun terbangun. Pada malam jum’at berikutnya, ia kembali  bermimpi hal serupa. Dan pada malam jumat ketiga, ia kembali bermimpi  serupa. Tapi kali ini ia dipersilahkan masuk dan disambut oleh salah  seorang syekh. Ketika sudah masuk ia melihat masih banyak kursi yang  kosong.
Ketika Qusyairi merantau ke tanah Jawa untuk mencari ilmu, tak  disangka tak dikira orang yang pertama kali menyambutnya dan menjadi  guru adalah orang yang menyambutnya dalam mimpi tersebut.
KH. Muhammad Zaini saat usia kurang lebih 10 tahun, sudah mendapat khususiah dan anugerah dari Tuhan berupa Kasyaf Hissi yaitu melihat dan mendengar apa yang ada di dalam atau yang terdinding.
Dalam usia itu pula Qusyairi pernah didatangi oleh seseorang bekas  pemberontak yang sangat ditakuti masyarakat akan kejahatan dan kekejamannya. Kedatangan orang tersebut tentunya sangat mengejutkan keluarga di rumah dia. Namun apa yang terjadi, laki-laki tersebut  ternyata ketika melihat Qusyairi langsung sungkem dan minta ampun serta  memohon minta dikontrol atau diperiksakan ilmunya yang selama itu ia amalkan, jika salah atau sesat minta dibetulkan dan dia pun minta agar  ditobatkan.
Pada usia 14 tahun ia dikaruniai futuh (pencerahan spiritual) saat membaca sebuah tafsir Qur’an. Makna fath (jamaknya futuh) yang berarti mata hati (dalam menerima kebenaran). Pada masa remaja ini pula Guru Sekumpul mengalami perjumpaan spiritual dengan Sayyidina Hasan dan Husein, cucu Rosulullah. Kedua cucu Rasulullah ini masing-masing membawa pakaian dan mengenakannya langsung kepada Guru Sekumpul lengkap dengan sorbannya.

Pendidikan
Pada tahun 1949 saat berusia 7 tahun, ia mengikuti pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, Martapura. Kemudian tahun 1955 pada usia 13 tahun, ia melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Darussalam, Martapura. Pada masa ini ia sudah belajar dengan guru-guru besar yang spesialis dalam bidang keilmuan seperti  al-Alim al-Fadhil Sya’rani Arif, al-Alim al-Fadhil Husain Qadri, al-Alim al-Fadhil Salim Ma’ruf, al-Alim al-Allamah Syaikh Seman Mulia, al-Alim Syaikh Salman Jalil, al-Alim al-Fadhil al-Hafizh Syaikh Nashrun Thahir, KH. Aini Kandangan. Tiga yang terakhir merupakan gurunya yang secara khusus untuk pendalaman Ilmu Tajwid. Sedangkan al-Alim al-Allamah Salman Jalil  adalah pakar ilmu falak dan ilmu faraidh. (Pada masa itu, hanya ada dua  orang pakar ilmu falak yang diakui ketinggian dan kedalamannya yaitu  dia dan almarhum K.H. Hanafiah Gobet). 

Selain itu, guru Salman Jalil juga seorang Qhadi Qudhat dari Kalimantan dan salah seorang tokoh pendiri IAIN Antasari Banjarmasin. Namun, Salman Jalil ini pada masa tuanya kembali berguru kepada Guru Sekumpul  sendiri. Peristiwa ini yang ia contohkan kepada generasi sekarang agar  jangan sombong, dan lihatlah betapa seorang guru yang alim besar tidak  pernah sombong di hadapan kebesaran ilmu pengetahuan, meski yang sekarang sedang menyampaikannya adalah muridnya sendiri. 

Dari sekian banyak guru abah sekumpul, di antara nya ada yang dijukuki dengan guru khusus yaitu Syekh Syarwani Abdan Bangil dan al-Alim al-Allamah al-Syaikh al-Sayyid Muhammad Amin Kutbi.
Berdasarkan kisah di atas, bisa kita lihat bahwa Sejak kecil abah guru sudah digembleng orang tua untuk mengabdi kepada ilmu pengetahuan dan ditanamkan perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama. Menurut riwayat, Guru Sekumpul sewaktu kecil sering menunggu al-Alim al-Fadhil Syaikh Zainal Ilmi yang ingin ke Banjarmasin hanya semata-mata untuk bersalaman dan mencium tangannya. 

Selain dari pada itu, pamannya yang bernama Syekh Seman Mulia juga secara intensif mendidik baik ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah. Dan ketika mendidik Guru Sekumpul, Guru Seman hampir tidak pernah mengajarkan langsung bidang-bidang keilmuan itu kepadanya kecuali di sekolahan. Tetapi, Guru Seman langsung mengajak dan mengantarkan dia mendatangi tokoh-tokoh yang terkenal dengan sepesialisasinya masing-masing baik di daerah Kal-Sel (Kalimantan) maupun di Jawa untuk belajar.

Sehingga pada masa remajanya, Guru Sekumpul menghabiskan waktu menimba ilmu hingga ke Pesantren Datu Kalampian Bangil, Jawa Timur. Selain itu berguru kepada Syekh Falah di Bogor. Ia juga mendalami syariat dan tarekat kepada Syekh Muhammad Yasin Padang di Mekah, Syekh Hasan Masysyath, Syekh Isma’il Yamani, Syekh Abdul Qadir al-Baar, Syekh Sayyid Muhammad Amin Kutby, Al allamah Ali Junaidi (Berau) ibn Jamaluddin ibn Muhammad Arsyad. 


Atas petunjuk Syekh Ali Junaidi, beliau kemudian belajar kepada Syekh Fadhil Muhammad (Guru Gadung). Kepada Guru Gadung ini Guru Ijai belajar tentang ajaran Nur Muhammad. Beliau juga mendapat ijazah Maulid Simthud Durar dari sahabat karibnya, Habib Anis ibn Alwi ibn Ali al-Habsyi dari Solo, Jawa Tengah.
Kelebihan abah sekumpul

1. Ulama kharismatik yang bijaksana dan berakhlak mulia.

Soal kharisma abah sekumpul saya kira tidak ada lagi yang menyangsikannya. Bahkan beberapa ustadz, tokoh dan habaib di tanah air atau bahkan luar negeri banyak yang datang sowan ke Tempat beliau untuk menimba ilmu, berdiskusi atau sekedar mencari barokah. Habib Syech, Gus Dur, Habib Anis Solo, Ustadz Arifin Ilham merupakan sebagian ulama yang menyempatkan diri datang ketempat beliau.

Selain sebagai ulama yang kharismatik, abah guru  juga masyhur akan kemulyaan sikap dan tindak tanduk beliau yang sesuai ajaran Rosulullah SAW. Dan ini selalu beliau tunjuk kan dalam segala aspek kehidupan. Habib Ahmad Al-Habsyi (Banjarmasin) berkata, "Bila ingin melihat sunnahnya Rosulullah SAW dengan jelas maka lihatlah perilaku Abah Guru Sekumpul karena setiap sunnah Rasulullah yang beliau ketahui selalu dikerjakannya.

2. Seorang yang mencintai ilmu dan ulama

Kecintaan abah guru sekumpul pada ilmu sangatlah besar. Hal itu terlihat pada banyaknya ilmu yang beliau kuasai dan banyaknya guru yang sudah beliau datangi. Berikut pesan abah guru sekumpul  yang populer tentang ilmu yaitu:
- Setiap detik itu ada nafahatullah, cara menunggu nafahatullah yaitu menuntut ilmu dan beramal.
- ilmu itu sudah ada di dalam hati kita, jika kita mau mensucikan/membersihkan hati, maka ilmu itu akan terbuka.
- mempelajari ilmu itu ibadah, mengulang-ngulang ilmu itu dzikir, mengajarkan ilmu shodaqoh, menuntut ilmu jihad.

Abah guru juga seorang yang sangat mencintai ulama, sikap tersebut tercermin saat banyak orang yang menghina gus dur. Siapa yang tak mengenal gus Dur? beliau adalah seorang ulama yang aktif di dunia politik yang penuh dengan hasud dan fitnah. Saat para musuh politik beliau menfitnah bahkan menghina, abah guru sekumpul berpesan pada mereka "Gus Dur itu Ulama, anak seorang Ulama, kakeknya juga Ulama kualat kalian". Begitu pesan singkat dari abah guru yang ditujukan pada mereka yang sudah menghina Gus Dur. 

3. Bijaksana
Abah guru sekumpul adalah sosok ulama yang sangat bijaksana. Di saat ada masalah yang lagi heboh menjadi pembicaraan, beliau tidak langsung ikut-ikutan menghukumi. Beliau menelaah dulu dengan seksama, dipertimbangkan dari sisi asal fiqih dan syariatnya. Seperti saat awal tahun 2000 an, yang mana banyak orang menjudge artis dangdut Inul Daratista yang saat itu dianggap kontroversial goyangannya sehingga berujung pada pencekalan dibeberapa daerah. Melihat fenomena itu ketika abah dimintai komentar beliau hanya bilang yang intinya beliau tidak serta merta menyalahkan inul sebagai pemilik goyangan. Namun, beliau menjelaskan bahwa asal usul adanya goyangan adalah dari adanya alat musik. Jika alat musik diharamkan maka tak akan ada yang namanya goyangan. Dan apabila kita hanya menyalahkan sipemilik goyangan tanpa melihat asal muasal adanya goyangan sendiri, maka itu tidak adil rasanya. Demikian bijaksananya abah guru sekumpul menyikapi sesuatu masalah. Walaupun begitu bukan berarti abah membenarkan goyangan inul, beliaupun menasehati dengan cara beliau sendiri. Sehingga disaat inul bertolak ke martapura dan banyak orang yang menolak kedatangannya, abah dengan bijaksana membukakan pintu dan mengangkat inul menjadi anak angkat beliau. Mungkin dengan cara kelembutan seperti itu, nasehat akan mudah diterima daripada dengan cara menghujat.
4. Seorang ulama yang bersuara merdu
Untuk hal satu ini, kemampuan abah tak diragukan lagi. Rutinan setiap malam senin menjadi saksi akan indahnya suara beliau. Bahkan novia kolopaking artis 80-90 an yang sekaligus istri budayawan MH. Ainun Najib mengidolakan suara beliau. 
Karomah
Jika membahas karomah dari abah guru sekumpul, maka banyak sekali para murid bahkan guru beliau yang memberi kesaksian. Namun, di sini penulis hanya akan menceritakan satu dari banyak pengalaman tersebut. Kejadian ini dialami oleh seorang ulama kondang yang khas dengan cara berdakwahnya yang memperbanyak dzikir dan sholawat yakni Ustadz Arifin Ilham. Kita ketahui Ustadz Arifin Ilham adalah salah satu ulama yang dekat dengan Abah Guru Sekumpul. Saat itu kata beliau, sedang membaca Al-Quran di dalam kamar. Saat aku membaca "Majreehaa"  yang hukumnya Imalah di dalam Surah Hud Ayat 41. Di situ aku, kata beliau, malah membacanya "majraahaa". Karena aku lupa hukum membacanya itu Imalah.
Tanpa disangka, datanglah Guru Sekumpul dihadapanku. Guru Sekumpul betul-betul menampakkan jasad dan suara. "Majreehaa...Majreehaa", kata Guru Sekumpul mengulang dua kali. Kemudian aku, lanjut membaca ulang "Majreehaa". Begitulah kesksian dari salah satu ulama yang dekat dengan Abah Guru Sekumpul. Wallahu a'lam...
Masa akhir hayat

Sejak masih muda abah Guru Sekumpul memang sangat akrab dengan berbagai macam penyakit. Bahkan saat beliau mengaji di Bangil Pasuruan beliau pernah sakit dan diopname di RS Islam Surabaya selama 20 hari. Dan keadaan ini membuat Abah Guru menjadi pribadi yang sabar. Namun, penyakit-penyakit itu rupanya benar-benar tak mau pergi dari tubuh Abah. Sehingga saat masa akhir hidup beliau mengidap berbagai macam penyakit dalam waktu bersamaan (komplikasi). Sampai pada akhirnya beliau harus melakukan cuci darah seminggu sekali. Walau dalam keadaan sakit, beliau tetap aktif mengajar ngaji walau terkadang sambil di tempat tidur. Puncaknya karena kondisin tubuh yang terus mengalami penurunan, akhirnya oleh keluarga beliau di bawa ke RS Mount Elizabeth di Singapura. Abah guru Sekumpul dirawat di Singapura selama 9 hari. Walau kondisi tubuh yang masih sangat lemah, abah guru sekumpul berkeinginan untuk pulang dan agar dirawat di rumah.  Namun, melihat kondisi tubuh yang tidak memungkinkan pihak keluargapun tak berani dan menunggu keputusan tim medis. 

Besoknya, pada 8 Agustus 2005 Abah Guru kembali sesak napas dan harus menjalani cuci darah. Sorenya diketahui dari hasil tim dokter bahwa keadaan syaikhuna sudah sangat sulit ditangani. Malam harinya tensi Abah Guru turun drastis. Saat itu disaksikan oleh keluarga beserta guru beliau H. Syarif Bustami Abah guru masih berdzikir lafadz laaillahaillallah sebanyak 3x dengan suara rendah dan dilanjutkan muhammadur rosulullah. Setelah itu tak ada sepatah katapun sampai akhir hayat beliau.

Pada 9 Agustus 2005 pukul 10.00 pagi waktu setempat tercapailah keputusan musyawarah keluarga agar Abah dibawa pulang ke Indonesia. Hari itu pula, seluruh kepengurusan kepulangan rombongan diselesaikan. Sampai pada pukul 17.30 sore berangkatlah rombongan dengan menumpang pesawat carteran Foker 24, pesawat evakuasi yang bernama "Anugerah". Dengan melewati rute Singapura-Pontianak-Banjarmasin. Tepat pukul 21.00 rombongan sampai di bandara Syamsuddin Noor, dan sekitar pukul 21.30 tibalah rombongan di kediaman Abah Guru di Sekumpul.

Kedatangan Abah Guru sebenarnya hampir tidak diketahui oleh jamaah. Namun, saat subuh sudah banyak para jamaah yang menunggu di kediaman abah, terutama di pintu belakang kediaman beliau. Di dalam rumah terlihat para kerabat yang enggan beranjak dari dekat beliau. Terlihat nafas Abah yang masih teratur dan sesekali tangan beliaupun masih bergerak. Dengan keadaan seperti ini, tenaga medis dibantu keluarga menyiapkan alat untuk cuci darah besok. Namun, apalah daya takdir Allah berkehendak lain. Sekitar pukul 04.40 Abah Guru menghembuskan nafas terakhir. Inna lillaahi wa inna ilaihi roojiuun... Sontak keadaan yang awalnya hening, berubah menjadi suara isak tangis yang sambung menyambung. Allahummaghfirlahu war hamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu. Amiin....
Wasiat dan Peninggalan 
Semasa hidupnya, Guru Sekumpul pernah berpesan tentang karomah. Dia mengatakan, jangan pernah berpikir atau berniat untuk mendapatkan karamah dengan melakukan ibadah atau wiridan-wiridan. Sebab, karomah yang paling mulia dan tinggi nilainya adalah istiqamah di jalan Allah. Kalau ada orang mengaku sendiri punya karomah tapi salatnya tidak karuan, maka itu bukan karomah.
Penulis : Moshrefa_siti

Monday 30 December 2019

Sambal Goreng Jengkol

Sumber : pixabay.Com
Hai sahabat setia pembaca blog aku yang so masih semrawut hehe,,, semoga saja tidak se semerawut hidup anda ya. Karena penulis berharap semua fase kehidupan anda selalu berjalan lancar, teratur dan BAHAGIA Amin.. Walau blog ku masih semerawut semoga saja bermanfaat..

By The Way bas way, kemarin adek ipar aku habis pulang dari lampung acara pernikahan temannya. Pulang-pulang dia bawa jengkol banyak banget smpai setengah karung. Katanya Di sana sekilo cuma 3000 wowww murah banget ya gaes..

Tapi saya g mau bahas harga jengki yang super murah itu, di sini aku mau bagi resep salah satu masakan jengkol yang endes dan nagih banget. Sebenarnya aku gak terlalu suka dengan jengkol, tapi karena melihat jengkol yang banyak dan gak ada tertarik memasak. Akhirnya, aku punya ide cobalah aku bikin sambal goreng enak kali ya..

Jadi ceritanya ini pertama kali mencoba dan hasilnya alhamdulillah gak mengecewakan. Karena ke PD an enak, sampai aku kasih tuh ketetangga dan keluarga yang kain. Lagipula banyak gak mungkin kan aku makan sendiri. Gak bayangin baunya toilet ku nanti... Sensor..

Sorry ya kelupaan gak sempat foto masakan sendiri, saking enaknya langsung cus makan tanpa tengok kanan kiri apalagi ingat kamera Hehe..

Okey sekarang kita mulai dengan bahan yang harus dipersiapkan.

Bahan - bahan:

Jengkol 1/2 kg
Cabe rawit 2 buah
Cabe keriting merah 10 buah
Tomat 3 buah
Bawang merah 8 buah
Bawang Putih 4 buh
Terasi Abc 1 bks
Kemiri 6 butir
Daun Salam 3 lembar
Garam sesuai selera
Penyedap rasa
Gula pasir
Air secukupnya
Minyak goreng secukupnya

Proses memasak tahap 1:

  • Rebus jengkol sampai kulit bs dikelupas dengan mudah
  • Kupas kulit jengkol kemudian tumbuk sampai agak pecah  
  • Siapkan minyak goreng panas kemudian jengkol goreng sampai agak kecoklatan
Proses memasak tahap 2:

  • Goreng terasi sampai matang
  • Haluskan semua bahan termasuk terasi yang baru saja digoreng kecuali daun salam 
  • Panaskan minyak secukupnya, kemudian masukkan bumbu yang telah dihaluskan dan juga daun salam
  • Setelah tercium bau harum masukkan jengkol tambahkan garam, penyedap, gula pasir dan air sampai semua jengkol terendan penuh
  • Jangan lupa sambil diaduk aduk sambil menunggu air tinggal 1/3 nya. 
  • Setelah memastikan semua bumbu meresap pada jengkol dan jengkol sudah lunak, kompor siap dimatikan dan jengkol siap dihidangkan. 
Selamat mencoba.. Semoga bermanfaat..

By :moshrefa_siti


Monday 12 August 2019

Steak Rumahan Ala Blogger

Sumber : Dok pribadi

Hai bunda, kali ini Blog moshrefaalitle.blogspot mau menulis resep masakan ala ala resto yang penulis bikin sendiri di rumah. Awalnya hanya memanfaatkan bahan sisa-sisa di kulkas. Bingung ada brokoli, wortel dan tempe gembus dibikin apa ya? Di masak sop udah bosan, capcay juga udah biasa. Akhirnya coba-cobalah dibikin steack dan alhamdulillah anak suka. Dan karena bahannya yang ala kadarnya jadi aku namahi lah steak ini dengan steak rumahan ala kadarnya.

Bahan:

2 buah wortel ukuran sedang
1 bungkul brokoli
1 potong tempe gembus ukuran 250 gram

Bumbu:

1/2 Bagian bawang bombay
Merica bubuk secukupnya
3 sdm minyak goreng
3 sdm saus spageti/saus tomat
2 sdm tepung meizena
1/2 sdt gula pasir

Cara membuatnya:

1. Brokoli dan wortel yang sudah di potong panjang-panjang direbus dalam air mendidih jangan terlalu matang biar gak terlalu lunak dan jika sudah matang angkat kemudian tiriskan

2. Tempe gembus yang sudah dipotong panjang goreng dengan bumbu biasa seperti saat mau dipakai lauk dan sisihkan dahulu.

3. Saatnya bikin saus steak.

Masukkan minyak goreng, tumis bawang bombay yang sebelumnya sudah di cincang halus.

Saat bawang sudah layu masukkan saus spageti/saus tomat, garam, gula pasir dan Merica bubuk. Aduk jangan sampai menggumpal.

Ketika di rasa semua bumbu sudah lengkap masukkan tepung meizena yang sudah dilarutkan dengan 250 ml air. Aduk pelan jangan sampai menggumpal, ketika mendidih dan rasa dianggap sudah pas saus siap diangkat dan sajikan pada wadah sesuai selera. Dan resep kali ini bisa untuk 2 porsi makan.

Untuk isi sesuai selera dan tergantung apa yang ada dikulkas anda. Tempe gembus bisa di ganti kentang atau yang lain.

Dan karena kebetulan inj hari raya iduladha, jadi pastinya banyak sekali donk daging di kulkas anda. Jadi untuk isiannya biasa anda tambahi daging yang di panggang terlebih dahulu. Nah, bagaimana membuat daging panggang untuk steak? anda bisa menyimak dalam ulasan berikut:

Bahan dan bumbu:

Daging sapi/kambing
1/2 buah nanas
3 sdm kecap
Garam dan merica secukupnya
3 sdm minyak goreng

Cara membuat:

Potong daging sapi agak lebar dan pipih agar matang sampai dalam ketika di panggang.

Lumuri daging dengan nanas yang sudah diparut. Diamkan selama kurang lebih 5-10 menit kemudian baru lumuri bumbu yang terdiri dari kecap, garam dan merica bubuk kemudian diamkan selama 15-20 menit agar bumbu merasuk sampai ke dalam.

Pasarkan teflon atau wajan anti lengket pada api sedang, olesi teflon dengan minyak dan daging siap di panggang. Ketika daging sudah berwarna coklat merata daging siap disajikan beserta saus steak.

Selamat Mencoba!!!





Tuesday 21 May 2019

Doa Hamba Yang Tersakiti

Sumber: cnn

Pemilu telah usai. Hasil perhitungan suara telah resmi di sampaikan oleh pihak KPU sebagai otoritas resmi yang valid dan dipercaya menyampaikan hasil perhitungan. Dengan dirilisnya hasil oleh KPU berarti resmi sudah siapa yang benar-benar terpilih menjadi Presiden dan Wakil presiden periode 2019-2024. 

Dengan keputusan ini pastinya banyak pihak yang merasa senang terutama pendukung paslon 01 pasangan Jokowi-Kyai Ma'ruf. Karena jagoan mereka telah dinyatakan sebagai pasangan terpilih. Namun, dengan keputusan ini pula tak sedikit yang merasa sangat kecewa. Yang kecewa tentunya mereka yang mendukung paslon 02 pasangan Prabowo-Sandi sebagai calon presidennya. Karena kita tahu bagaimana kubu Prabowo-Sandi berjuang matia-matian demi kemenangan jagoan mereka. 

Melalui keputusan resmi yang dikeluarkan dari KPU, marilah kita ilhami sebagai takdir dari Tuhan. Takdir yang telah menetapkan paslon 01 sebagai presiden dan wakil presiden. Kita tak pernah tahu takdir berpihak pada siapa. Namun, tentunya Tuhan maha tahu pada siapa tanggungjawab berat ini akan di amanahkan.

Takdir tentunya tidak serta merta muncul begitu saja. Usaha semaksimal mungkin yang diiringi dengan doa tulus ikhlas dari dalam hati adalah langkah yang harus ditempuh. Dan siapa yang usahanya paling keras, doanya paling ikhlas? hanya Allah lah yang tahu. 

Kita semua tahu bagaimana ketat dan kerasnya pemilu tahun 2019 ini. Kedua kubu paslon 01 maupun 02 sama-sama bekerja mati-matian demi memenangkan jagoan mereka. Sengala cara telah ditempuh, bahkan cara-cara tak sehat seperti mengumpat, mencaci, memfitnah  menjadi alat untuk menjatuhkan lawan demi menaikkan reputasi jagoannya. 

Namun, sekali lagi semua telah usai. Jadi, saatnya merapatkan barisan kembali. Jangan ada kata benci maupun dendam. Apapun partai anda, siapapun pilihan presidennya marilah kita fahami ini sebagai perbedaan yang lumrah dan wajar. Karena tak mungkin rasanya jika kita semua harus sama. Dan proses ini menunjukkan pada kita sejauh mana kedewasaan kita sebagai bangsa yang mempunyai semboyan "bhineka tunggal ika". 

Dari pemilu 2019 ini ada sesuatu yang tersisa dan tak pernah bisa terlupa. Yaitu ketika proses kampanye yang penuh dengan drama, fitnah dan kata-kata cacian yang banyak menghiasi tampilan status medsos para millenial. Salah satu yang paling parah dan tak akan pernah bisa saya lupakan adalah beredarnya video seorang yang mengaku ulama/ustadz/pendakwah yang tugasnya menyerukan kebajikan namun di atas podium beliau malah menghina dan mencaci ulama yang tidak diragukan entah ealiman maupun ke ilmuwannya. 

Ustadz zainul majdi atau yang lebih akrab di sapa dengan Tuan Guru Bajang disebut sebagai bajingan. Dan juga KH. Ma'ruf Amin dikatakan sebagai orang yang sudah tua, udzur dan sebentar lagi meninggal. Mendengar ucapan itu saya tak percaya jika dia adalah seorang ustadz  yang pantas menjadi panutan. 

Apakah kesalahan beliau yang seorang hafidz quran, ahli tafsir, rendah hati dan mengabdikan jiwa raganya untuk negeri sampai disebut bajingan?? Apapula yang sudah diperbuat KH. Ma'ruf Amin sehingga dihina dengan ungkapan menyakitkan seperti itu? Apa hanya karena mereka memihak pada jokowi? Lalu dimana salahnya jika beliau berbeda pendapat dengan ulama lain dalam menentukan pilihan calon presiden? Bukankah di dunia ini yang ada hanyalah abu-abu. Karena kita tidak tahu 100% yang terlihat salah adalah salah pula sejatinya, yang terlihat benar belum tentu 100% benar sejatinya. Karena kebenaran itu hanya mutlak milik Allah. Manusia hanya mampu menerka-nerka berijtihad berdasarkan ilmu yang mereka miliki. Jadi ketika orang lain berbeda dengan kita dan kita anggap salah, jangan lah langsung menghujat, mencaci maupun mengumpat. Karena sejatinya ilmu kita sangat terbatas.

Menanggapi hinaan dan cacian itu baik TGB maupun KH. Ma'ruf Amin tak membalasnya dengan kata-kata kotor. Bahkan TGB malah memberi wejangan dan nasehat bahwa nabi tak pernah sekalipun menghina walaupun pada musuhnya. Namun hati orang siapa yang tahu, saya yakin dilubuk hati yang terdalam baik TGB maupun KH. Ma'ruf Amin pasti merasakan yang namanya sakit hati. Respon otomatis yang ditunjukkan oleh hati manusia ketika mendapat perlakuan tidak pantas. Namun mereka sebagai orang alim tahu harus bagaimana bersikap dan menanggapi hal itu. 

Ingatkah kalian, bahwa dalam hadits Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan siapa saja yang tergolong orang-orang yang akan diijabahi doanya? Salah satunya adalah doa orang yang tersakiti. Saya yakin baik TGB maupun KH. Ma'ruf Amin tahu bagaimana memanfaatkan momentum ini. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk memohon dengan penuh kesungguhan dan rendah hati semoga hajatnya terkabul. Dan entah dari doa yang mana, lewat mulut siapa hanya Tuhan yang tahu kini paslon 01 keluar sebagai pemenang. Kita meski belajar dari kasus ini, janganlah menghina atau mengumpat orang lain terlebih-lebih seorang ulama karena sungguh kita sendiri yang akan merugi. 



Friday 3 May 2019

Kembalikan Pendidikan Karakter ala Ki Hajar Dewantara Untuk Selamatkan Generasi Bangsa

Sumber : DetikNews. Com

Garut, 25 Februari 2019 (DetikNews.Com). Saat itu agenda rutin para Petugas Satpol PP mengadakan razia disiplin siswa di kawasan perkotaan Garut. Di salah satu warnet petugas mendapati sejumlah pelajar yang lagi asyik bermain game. Sejumlah pelajar itu kalang-kabut saat didatangi petugas. Namun petugas menutup semua akses jalan ke luar warnet. Meskipun berusaha mengelak dengan seribu alas an bahwa mereka tidak bolos, namun para pelajar ini akhirnya mengakui kesalahannya.

Kejadian siswa bolos saat jam sekolah, tidak hanya terjadi di garut saja. Namun, hampir diseluruh Indonesia juga mempunyai kasus yang sama. Belum lagi kasus yang lain seperti tawuran antar pelajar, membully teman seakan menjadi sesuatu yang lumrah dan asyik dijadikan sebagai tontonan. Mereka sudah mulai kehilangan karakter dan identitas sebagai pelajar yang menjadi calon pemimpin masa depan.

Menurut Suyanto (2010) dalam Kristi Wardani (2012) menjelaskan karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap keputusan yang ia buat. Sehingga jika melihat kasus siswa di garut dan yang terjadi selama ini membuat kita bertanya, “Apa yang salah dengan pendidikan nasional sehingga belum berhasil membangun karakter bangsa sebagaimana yang diamanatkan Pancasila, UUD 1945, dan UU NO. 20 Tahun 2003?.

Menurut Donny (2017) Membuat orang berkarakter adalah tugas pendidikan. Esensi pendidikan adalah membangun manusia seutuhnya, yaitu manusia yang baik dan berkarakter. Dan yang paling berperan penting dalam dunia pendidikan adalah sosok guru. Yang mana guru dituntut untuk mampu memposisikan diri sesuai yang siswa butuhkan. Menurut Ahmad Wahid Rifa’I dalam artikelnya yang diunggah pada (Maret, 2018) mengatakan bahwa “guru harus mampu menginspirasi, memberikan teladan dan memotivasi siswanya.” Oleh sebab itu, gagal atau berhasilnya pendidikan siswa menjadi salah satu tolok ukur sukses atau tidaknya guru sebagai pendidik.

Jika membahas terkait permasalahan pendidikan, kita pasti akan kembali merujuk pada konsep pendidikan yang telah dirumuskan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara. Yang mana menurut beliau, proses pembelajaran yang bermuatan pendidikan karakter dapat kita implementasikan melalui Trilogi Pendidikan yaitu “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani.” Semboyan tersebut masing-masing memliki arti yang sangat dalam.

- Ing Ngarsa Sung Tuladha (dari depan memberi teladan)

Ketika posisi di depan guru harus mampu memberikan teladan bagi siswanya. Teladan di sini mulai perkataan, cara berpakaian, sikap terhadap orang lain dan juga pola pikir yang selalu memandang sesuatu harus menggunakan kaca mata yang positif. Karena diakui atau tidak di akui, sosok guru sangat berpengaruh besar pada siswanya. Guru adalah sosok pengganti orang tuanya ketika di sekolah. Jadi, sudah secara otomatis apa yang dikatakan dan dilakukan oleh guru akan menjadi panutan bagi siswanya. Sehingga di sini peran guru untuk menjadi inspirator bagi siswa, adalah wajib hukumnya. Jika seorang guru tidak mampu menjadi inspirasi/memberi teladan yang baik, maka siswa tidak hanya akan meniru bahkan bisa melebihi yang dilakukan oleh gurunya. Maka tak salah jika ada semboyan, orang tua kencing berdiri maka anak akan kencing berlari. Semboyan ini bisa juga menggambarkan antara posisi guru dan siswa, karena memang guru adalah sosok orang tua mereka ketika di sekolah.

- Ing Madya Mangun Karsa (di tengah menggugah semangat)

Guru tidak melulu menjadi yang di depan. Maksudnya, ada kalanya guru harus mampu memposisikan diri sebagai bagian dari siswanya. Guru manusia siswapun juga manusia, yang tidak boleh diperlakukan semena-mena. Sehingga guru tidak boleh bersikap otoriter, anti kritik dan arogan. Dalam kondisi yang lain guru harus menjadi sahabat yang paling mengerti akan kebutuhan siswanya. Terlebih lagi jika siswa yang dihadapi tingkat menengah atas, yang mana saat itu siswa berada pada masa-masa labil dan tahap mencari jati dirinya. Sehingga guru tidak boleh sedikit-sedikit marah dan menghukum ketika dia bersalah. Kita telusuri dulu akar permasalahannya. Kita rangkul mereka agar menjadi siswa yang bertanggung jawab, dan tidak terpengaruh dunia luar yang tidak bermanfaat.   

- Tut Wuri Handayani (dari belakang memberikan dorongan)

Selain sebagai pemimpin kelas yang selalu tampil di depan, guru juga harus mampu menjadi yang dibelakang. Di belakang guru sebagai motivator agar siswanya mampunyai semangat belajar, berkarya dan kelak menjadi manusia yang lebih baik dari gurunya. Bangun mereka dengan energi positif dengan menuangkan kisah-kisah inspiratif yang dapat menggugah semangat siswa untuk menjadi yang terbaik.

Menurut Donny (2017) aktualisasi ajaran Ki Hajar Dewantara di era globalisasi ini untuk membangun karakter bangsa, sudah sangat mendesak diterapkan.
Saatnya guru menghilangkan metode mengajar yang hanya karena melaksanakan tuntutan tugas semata, sehingga tidak memiliki idealisme sebagai seorang pendidik. Guru di tuntut harus mampu menjadi sosok seperti yang telah di ungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Trilogi Pendidikan. Agar tak terdengar lagi kasus anak berkeliaran saat jam pelajaran, tawuran dan yang lebih penting untuk jangka panjangnya agar predikat Negara terkorup bisa segera hilang dengan munculnya bibit-bibit generasi pemimpin baru yang bertanggungjawab.

Daftar Pustaka

Ariawan, Putu Donny. (2017, 12 November). Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara. Diperoleh 23 Maret 2019, dari http://putudonnyariawan.blogspot.com/2017//11/pendidikan-karakter-menurut-ki-hajar.html?m=1

Ghani, Hakim (DetikNews.Com). (2019, 25 Februari). Pelajar Garut Terjaring Razia Petugas Saat Asyik Main Game di Warnet. Diperoleh 22 Maret 2019, dari https://m.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-442716/pelajar-garut-terjaring-razia-petugas-saat-asyik-main-game-di-warnet

Rifa’I, Ahmad Wahid. (2018, Maret). Semboyan Ki HajarDewantara yang mengandung makna mendalam. Diperoleh 22 Maret 2019, dari https://www.dictio.id/t/semboyan-ki-hajar-dewantara-yang-mengandung-makna-mendalam/19214

Wardani, Kristi. 2012. Guru dan Pendidikan Karakter. Diperoleh 23 Maret 2019, dari situs https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.umk.ac.id/1042/10/9:_-_Kristi_Wardani.pdf&ved=2ahUKEwjA4ML10ZbhAhXS73MBHbk1CEUQFjAEegQIBBAB&usg=AOvVaw29ATRukjHUKK5pXG-LCuTJ

Saturday 20 April 2019

BERKAH BERBAGI MEMBUKA JALANKU UNTUK BANGKIT KEMBALI


Saat Ujian Itu Datang

Ada pepatah bilang “hidup bagaikan roda berputar”, sepertinya ungkapan itu memang nyata adanya. Tuhan terkadang menguji hambanya pada posisi di atas, di tengah dan juga di bawah.  Semua saya katakan dalam bentuk ujian, karena pada dasarnya ujian bukan hanya terkait sesuatu yang menyedihkan saja. Namun, sesuatu yang menimbulkan kebahagiapun juga termasuk ujian. 

Sekitar 4 tahun yang lalu Tuhan telah mengambil segala hal yang dititipkanNya pada kami, dan tak tersisa sedikitpun kecuali apa yang kami pakai. Tumbangnya bisnis yang dibangun suami membuat kami harus memulai semuanya dari 0. Dan terpaksa suami harus berkelana mencari penghidupan yang mungkin bisa diupayakan untuk memulai kehidupan yang baru. Sedangkan aku kembali ke orang tuaku.

Sebagai manusia biasa tak jarang aku sebagai seorang istri yang dulu hanya duduk diam di rumah kini menjadi sedikit bingung apa yang harus aku lakukan. Tidak ada pengalaman bekerja, karena dulu menikah sebelum wisuda dan setelah menikah aku tidak diperkenankan untuk bekerja. Terkadang perasaan ingin marah, minder dan tidak percaya diri selalu menghantui kehidupanku saat itu. Sampai aku keluar dari semua group alumni kampus karena aku tak tahan mendengar dan melihat cerita kesuksesan teman-temanku. Dan yang lebih membuatku nyesek ketika melihat teman seperjuanganku yang memotivasiku untuk cepat lulus kini dia sudah melanglang buana mengelilingi dunia karena dia sepertinya bekerja di bawah naungan PBB bagian penanggulangan bencana.

Hampir satu tahun pertama aku menjauh dari semua orang yang aku kenal. Kegiatanku hanya mengantar anak sekolah dan menungguinya sampai pulang. Kebetulan juga  si anak mempunyai karakter pemalu dan kurang percaya diri, sehingga proses adaptasi dengan dunia baru lumayan agak lama. Butuh waktu berbulan-bulan untuk membuatnya berani bersanding dengan teman-temannya sendiri tanpa ibunya. Setelah menunggu anak sekolah, tak banyak kegiatan yang aku lakukan. Aku hanya membantu ibu menyelesaikan pekerjaan rumah dan bengong meratapi nasib tanpa banyak kata yang aku keluarkan. Karena sesungguhnya orang tuaku sendiri gak tahu apa yang sebenarnya aku alami. Aku hanya diam karena aku gak ingin mereka terbebani pikirannya karena masalahku. Walau pada akhirnya merekapun mengetahui juga, karena lambat laun aku tak tahan menahan ini sendiri. Aku butuh support dan doa mereka. Sehingga aku membuat cerita yang sedikit berbeda agar tidak terdengar ironis dan mereka yakin kalau aku mampu melewati ini.

Setelah waktu setahun berlalu dan anak sudah bisa di tinggal sendiri di sekolah, aku mulai berfikir dan bertanya pada diriku sendiri “hidup terus berjalan, semua ini adalah kehendak Tuhan. Apakah aku akan duduk diam seperti ini terus?? Terus apa yang aku dapatkan dengan duduk diam di sini? Kenapa harus minder? Bukankah dengan peristiwa seperti ini akan membuatku lebih dewasa dan mulia ketika aku berhasil melaluinya? Siapa yang mampu melawan takdirNya? Bukankah Tuhan selalu punya rencana dibalik setiap kehendakNya? Ayo buktikan janji Tuhan dalam surat AL-Ashr yang bunyinya inna ma’al ‘usri yusro artinya “ sesungguhnya setiap kesulitan selalu di iringi dengan kemudahan”. Ini adalah motivasi yang aku tumbuhkan sendiri setelah aku merenung selama kurang lebih satu tahun ini.

Akhirnya siang itu aku bismillah untuk memulai hidup dengan konsep dan karakter yang baru. Konsep bahwa sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi sesama tak peduli sekecil apapun tingkat kemanfaatannya. Karena dengan menumbuhkan konsep seperti itu, diri ini akan tergugah untuk melakukan sesuatu agar menjadi orang yang lebih baik. Dengan terus menumbuhkan keyakinan kalau aku tidak boleh takut, malu dan minder pada siapapun. Karena dunia dan seisinya adalah milik Allah dan semua manusia sama, hanya taqwanya saja yang membedakannya.

Tuhan Mulai Menunjukkan Jalan 

Aku teringat akan pesan seorang guru, pintu rizki itu bisa diraih dengan dua jalan yaitu silaturrahim dan bersedekah. Pada posisiku saat itu yang paling memungkinkan aku lakukan adalah dengan bersilaturrahim. Karena kalau sedekah secara materi aku belum mampu. Apalagi untuk diberikan pada orang, sekedar makanpun aku masih numpang pada orang tua.

Akhirnya aku memutuskan untuk menyambung silaturrahim dengan siapapun yang aku kenal dan aku rasa bermanfaat. Mulai dari berkunjung ke teman-teman lama, ke rumah saudara yang sekiranya dia bisa aku ajak sharing, membuat akun di medsos, ikut seminar-seminar motivasi, gabung dikomunitas-komunitas positif dan sampai mencari-cari pekerjaan. Aku punya keyakinan, jika kita bergabung di lingkungan orang-orang yang mempunyai pemikiran positif, maka energy positifnya akan menular ke kita pula. Dan itu yang sangat aku butuhkan untuk menguatkan mental dan menumbuhkan semangatku kembali. 

Alhamdulillah tak berselang lama, salah satu wali murid TK dimana anakku sekolah menawari aku untuk mengajar di sebuah lembaga pendidikan di pondok dekat desaku. Beberapa hari kemudian teman-temanku dikomunitas bisnis memotivasiku untuk mewujudkan membuat produk yang selama ini menjadi anganku namun tak pernah terealisasi karena factor minder. Belum berhenti sampai disitu, hampir dalam waktu yang sama teman smp ku mengajak joint pada sebuah BO (Bisnis Online) atau yang lebih tepatnya dengan sebutan investasi bodong. Sebuah investasi yang tidak masuk akal karena profit perbulan mencapai 25 % dari investasi yang kita tanam. Walau tak masuk akal, namun aku tetap ikut karena aku butuh dana dengan cepat.

Untuk pertama kali investasi, aku dimodali oleh bapak. Dengan modal 4 juta, tiap bulan aku bisa mendapatkan profit 1 juta. Sebuah angka yang besar menurutku saat itu, sehingga aku berpikir sekaranglah saatnya langkah ke dua untuk membuka jalan rizki yaitu dengan berbagi. Dengan penuh percaya diri aku datang ke sebuah panti dan bilang akan menjadi donatur tetap. Tiap ke sana aku mengajak anak agar dia bisa belajar bersyukur dan mengenal arti berbagi. Keluar dari panti rasanya puas dan ada ketenangan tersendiri, sebagai manusia setidaknya bermanfaat dan bisa berbagi walau hanya sedikit.

Alhamdulillah dalam waktu yang hampir bersamaan suami mendapat hibah tempat tinggal dan kios yang selama ini dia tempati. Jadi dia tidak perlu menyewa maupun beli. Walau pada akhirnya ketika bisnis sudah mulai stabil, suami tetap memberi uang sebagai tanda terimakasih. Walau suami sudah mendapat tempat kerja yang lumayan, namun aku tidak mengandalkan kiriman darinya. Karena dengan pertimbangan masih banyak kebutuhan pokok yang harus di penuhi jadi biarlah dia kumpul-kumpul untuk menambah modal karena memang suami pergi merantau tanpa membawa modal sepeserpun.

Namun kegiatan donasi itu tak berlangsung lama, karena ternyata BO yang aku ikuti mengalami deficit dan tidak mampu lagi mencairkan profit tiap bulannya. Sehingga secara otomatis aku berhenti dan tidak menjadi donatur lagi. Hati ini rasanya campur aduk antara sedih, kecewa dan tidak enak pada yayasan karena sudah sesumbar akan menjadi donatur tetap. Tapi bagaimana lagi, semua sudah menjadi kehendakNya. Dan aku tidak berani meminta suami untuk melanjutkan kegiatan donasiku ini. Karena memang kegiatan donasi ini aku niati dari hasil pribadiku sendiri tanpa bantuan dari suami. Dari peristiwa ini banyak yang bisa aku ambil pelajaran dan hikmah, dan salah satunya adalah tidak ada hasil yang berkah tanpa adanya usaha yang gigih dan diridloi Allah. Karena bisnis semacam ini hanya akan merugikan pihak yang terakhir bergabung.

3 tahun dari peristiwa itu telah berlalu, Alhamdulillah kini hasil mengumpulkan receh dalam perantauan bisa diwujudkan menjadi sebuah gubug untuk kami berlindung. Walau belum sempurna karena kita memang benar-benar berangkat dari nol tanpa bantuan modal dari siapapun kecuali teman suami yang diperantauan tadi. Jadi, walau kondisi rumah dengan fasilitas dan perabot rumah tangga yang masih sangat minim, kami bertekad untuk tetap menempati. Karena sebagus-bagusnya rumah orang tua, tak akan mengalahkan nyamannya tinggal di rumah sendiri.

Berbagi Mulai Menjadi Prioritas

Mengingat perjalananku 3 tahun ini yang penuh perjuangan dengan menguras emosi dan pikiran, sehingga ketika prosesnya sudah sampai di sini, aku hanya bisa bersyukur Alhamdulillah… Kini aku siap untuk mewujudkan anganku kembali untuk mengawali berbagi walau dalam lingkup kecil dan jumlah yang kecil pula. Namun, aku yakin ini lebih berarti dari pada aku tidak melakukannya sama sekali. Karena sesungguhnya Tuhan tidak melihat dari sedikit banyaknya yang kita keluarkan, namun dari seberapa besar keikhlasan kita.

Semenjak aku tinggal di rumah sendiri, aku mulai menerapkan konsep berbagi dengan tetangga minimal 1 minggu sekali dan di hari jumat. Sehingga awal-awal aku tinggal di rumah sendiri hampir tiap seminggu sekali bikin makanan yang bisa aku bagi dengan tetangga. Mulai dari bubur mutiara, kacang hijau dan kadang bikin jajanan seperti gorengan dll. Dan aku juga mulai membiasakan/mengajari anak berbagi dengan menyuruhnya mengantar makanan ke tetangga dan juga ketika di toko ada kotak amal, dia yang aku suruh memasukkan uang ke kotak tersebut.

Sungguh berbagi memberiku pengalaman yang luar biasa dan tak terduga. Aku merasakan banyak sekali berkah padahal tak seberapa yang aku keluarkan. Dan manfaat tersebut aku rangkum dalam ilustrasi infografis berikut:


1)   Mempererat tali silaturrahim

Menjalin hubungan silaturrahim adalah perilaku yang sangat dianjurkan oleh agama. Karena selain dapat mendatangkan rizki, silaturrahim juga dapat memperpanjang umur dan mempererat persaudaraan. Aku mengawali silaturrahim ke tetangga baruku dengan berbagi. Walau tak seberapa, namun respon mereka sungguh membuatku merasa nyaman hidup dilingkungan sekarang. Tak jarang ketika melihatku di luar rumah mereka selalu berusaha menyapa hanya untuk sekedar say hello dan lanjut menyambung obrolan ringan. Sungguh sikap mereka membuatku merasa bahwa mereka tidak Cuma sekedar tetangga namun saudara.

2)   Membuka pintu rizki

“Berbagi adalah salah satu pintu yang dapat mendatangkan rizki” ungkapan ini sepertinya bukanlah mitos belaka. Dan perlu kita fahami bahwa rizki bukanlah hanya terkait dengan materi saja. Namun, keluarga yang sehat, suami yang bertanggung jawab, anak yang berprestasi dan mudah diatur itupun juga dikatakan sebagai rizki dari Allah. Alhamdulillah dalam hidup bertetangga saya merasa mereka seperti saudara. Setiap punya sesuatu tak jarang mereka sering membaginya denganku, agar aku ikut merasakan nikmatnya masakan mereka. Selain itu, aku juga merasa bersyukur mempunyai anak yang sehat, cerdas, dan mudah diatur. Walau baru kelas 1 MI, namun aku sering merasa malu dan belajar dari dia. Sering dia semangat ke masjid karena lagi senang-senangnya melantunkan sholawat sebelum sholat dimulai dan dilanjutkan dengan berjamaah. Namun aku di rumah sibuk sendiri dengan kegiatanku. Sekali aku bilang “dek sholat”, segera dia ambil wudlu dan sholat. Walau sering ketika sujud gak sampai tanah, karena dipikirannya segera melanjutkan bermain. Bahkan terkadang tanpa aku suruh, dia berangkat sholat sendiri ketika dengar adzan.

3)   Munculnya kepuasan yang haqiqi

Jika anda menjadi donatur tetap di sebuah yayasan/panti asuhan, maka anda adalah orang yang beruntung. Karena jariyah anda akan terus mengalir dan kepuasan hati yang haqiqi akan anda rasakan. Kepuasan yang tidak akan bisa anda peroleh hanya dengan rekreasi, nonton film maupun membeli barang-barang mewah. Karena perasaan ini suci dan hanya akan dirasakan oleh mereka yang tulus membantu sesama. 

4)  Menebar kasih sayang

Ketika anda berbagi sudah otomatis anda menumbuhkan rasa kasih sayang diantara sesama. Karena  setiap orang yang anda beri akan merasa diperhatikan, dihargai dan disayang. Dan tidak mungkin mereka akan membalas kebaikan anda dengan kebencian. Karena apa yang kita tanam itulah yang kita tuai.
  
5) Mengajari berbagi pada orang lain


   Ketika kita memberi sesuatu pada orang lain, sudah otomatis orang tersebut akan senang dan seakan punya balas budi. Dengan begitu orang yang tidak punya kebiasaan berbagi dengan sesama ketika dia telah merasa punya balas budi dia akan tergugah untuk kembali memberi. Selain itu sifat manusia yang punya jiwa kompetisi, ketika melihat temannya berbuat baik, maka dia tidak mau kalah dan akan mengikuti jejaknya. Karena dalam hatinya berbicara, bukan hanya dia yang bisa berbuat baik akupun juga bisa. Itupun juga yang sering aku alami. Gak cuma tetangga dekat, bahkan saudara jauhpun juga sering berkunjung hanya sekedar memberi oleh-oleh.

6) Membersihkan harta dari sesuatu yang subhat

   Mencari nafkah buat keluarga haruslah kita perhatikan betul - betul dari mana asal muasalnya. Karena keberkahan hidup hanya akan di dapat dari sumber rizki yang halal. Namun di zaman modern yang penuh dengan tantangan global ini, rasanya segala hal yang kita lakukan penuh dengan ketidak pastian hukum atau yang lebih akrab dengan istilah subhat. Dan sulit bagi kita untuk menghindari itu semua, karena memang roda perekonomian global terus berputar dan kita mau tidak mau harus menjadi bagian darinya. Maka dari itu sedekah sangat dianjurkan untuk membersihkan kita dari perkara-perkara subhat yang mungkin saja kita lakukan. Wallahua'lam

7)   Semakin banyak orang yang mendoakan

    Tahukah kalian bagaimana respon orang ketika kita memberi sesuatu kepada mereka? Terlebih lagi orang yang kita beri dalam kondisi serba pas-pasan. Senang dan sangat bersyukur pastinya, kemudian dia akan dengan tulus mendoakan kita dengan sebaik-baik doa. Pengalaman itu pernah aku alami ketika aku berbagi ke sebuah panti asuhan. Setelah aku menyerahkan sedekahku yang amat sedikit, dan aku berpamitan mau pulang tiba-tiba mereka menghentikan niatku. Mereka bilang kepada ku "bu maaf tunggu sebentar, biarkan kami mendoakan anda dan silahkan anda ikut mengamininya". Ketika mendengar doanya yang sangat panjang, aku merasa malu sendiri. Dalam hatiku "ya Allah, sungguh tak seberapa yang aku berikan pada mereka. Namun mengapa mereka membalasku dengan balasan yang amat besar dan tak sepadan". Aku hanya bisa bersyukur dan bersyukur.. 

    Inilah pengalamanku tentang berbagi, kalau kita punya niat dan tekad kuat sungguh sangat ringan untuk berbuat kebaikan. Namun, memulai lebih mudah dari pada membiasakan. Dengan segudang alasan mulai dari sibuk, lupa, tak punya waktu dan alasan lainnya membuat aku tak bisa istiqomah lagi berbagi secara langsung ke tetangga. Untuk mengatasi hal ini aku terkadang memilih transfer ke sebuah yayasan yang beriklan di medsos. Namun, terkadang aku merasa ragu. Apa benar dana yang dihimpun ini akan disalurkan sebagaimana mestinya?? 

    Perkenalanku Pada Dompet Dhuafa

  Alhamdulillah salah satu teman telah mengenalkanku pada dompet dhuafa. Sebuah lembaga filantropi islam yang terpercaya dan telah berkhidmat pada masyarakat terutama kaum dhuafa melalui kegiatan humanitarian dan wirausaha sosial profetik.





   Dompet dhuafa mempunyai 4 program khusus sebagai wadah menyalurkan dana yang dipercayakan oleh donatur antara lain bidang pendidikan, ekonomi, pengembangan sosial dan kesehatan. Sehingga selain memberi bantuan pada kaum papa dan ketika ada bencana, dompet dhuafa juga aktif mengadakan kegiatan yang bersifat edukasi dan ekonomi seperti seminar ke kampus-kampus, mengadakan penyuluhan dan pembinaan guna mendorong memajukan ukm.

   Dompet Dhuafa juga tak ketinggalan berkontribusi ikut mendorong bakat millenial didunia blog, dengan mengadakan kompetisi blog seperti yang aku ikuti saat ini. Dan sebelumnya juga sudah pernah mengadakan kompetisi dengan tema zakat. Sebenarnya masih banyak lagi kegiatan positif yang dilakukan terutama bidang kesehatan dan pengembangan sosial, untuk lebih jelasnya anda bisa meng akses di laman dompet dhuafa.




 Aku bersyukur telah mengenal dompet dhuafa. Dengan dompet dhuafa berbagi menjadi lebih mudah, karena dompet dhuafa memberikan banyak pilihan layanan untuk menyalurkan donasi yaitu melalui: 

   - Kanal donasi online
    - Transfer bank
    - Counter
    - Tanya jawab zakat
    - Edukasi zakat
    - Laporan donasi

    Dengan bantuan mobile/Internet banking, ketika kita ingat belum bersedekah kita tak perlu keluar rumah atau kantor. Tinggal klik saja dari mamapun, dimanapun dan kapanpun sedekah kita akan sampai tujuan. Dan insyaallah akan lebih terasa ikhlasnya, karena ketika bersedekah anda tidak langsung tatap muka dengan orang yang kita beri. Jadi perasaan pamrih atau riya lebih kecil terjadi. Selain itu masih banyak lagi manfaatnya jika kita berbagi melalui lembaga filantropi seperti dompet dhuafa ini:

   a) Berbagi menjadi lebih mudah
   b) Tanpa harus malu berbagi dalam jumlah kecil
   c) Lebih besar rasa ikhlasnya
   d) Terpercaya dan tepat penyalurannya
   e) Bergabung dengan komunitas positif
 f) Menambah saudara dari berbagai kalangan dan daerah

  Jadi mulai sekarang jangan malas berbagi, jangan takut berbagi karena berbagi itu mudah dan membawa berkah.

 "Tulisan ini diikut sertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh dompet Dhuafa."

    Ngawi, 20 April 2019
    by : moshrefa_siti

Belajar dan belajar

KERJA CERDAS BUKAN KERJA KERAS

  Sumber : Tribunnews.com Sejak dulu orangtua kita selalu menasehati anak-anaknya untuk bekerja keras agar hidup kita sukses. Namun, anggapa...