Saturday 12 January 2019

Peringkat Bukanlah Segalanya



Sumber : http://sekolahsuper.com/artikel-688_nilai-rapor-anak-jelek-ini-yang-harus-dilakukan.html

Ayah/bunda pernahkah anda merasa kecewa setelah melihat hasil ulangan anak anda yang ternyata memiliki nilai tidak memuaskan versi anda?? Jika hanya karena angka tendensinya, padahal keseharian mereka rajin dalam menjalankan tugasnya sebagai siswa, maka sikap anda terhadap mereka adalah salah dan tidak adil. Beda lagi jika memang si anak yang tiap harinya semaunya sendiri dan tidak bisa dikendalikan. Kalau memang anak seperti itu, berarti ada yang salah dengan kita. Jangan salahkan anak, tapi instropeksilah pada diri anda sendiri.

Ayah/bunda jangan pernah mengukur prestasi anak hanya dari segi nilai ataupun peringkatnya ketika disekolah ya. Karena setiap anak pada dasarnya lahir lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang tidak mungkin sama. Kita sebagai orang tua yang dititipi hanya berkewajiban membimbing, mengarahkan dan menjaga agar dia tumbuh menjadi generasi yang bermanfaat.

Jadi jangan pernah kecewa jika nilai matematikanya 6 atau peringkatnya ke-10. Tapi kecewa dan khawatirlah ketika si anak tidak mempunyai sikap disiplin dan tanggung jawab pada kegiatannya. Karena disiplin dan tanggung jawab adalah kunci dan harga mati seseorang untuk bisa meraih kesuksesan.

Peringkat/nilai bagus tidak menjamin anak sukses dimasa depannya. Apalagi kalau kita hanya memotivasi atau menekan anak dari segi nilai dan peringkatnya, itu akan membuat dia menjadi anak yang ambisius dan cenderung menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya. Padahal esensinya bukanlah hasilnya, namun proses untuk mencapai sesuatu. Proses dimana segala sesuatu itu butuh perjuangan, kejujuran, kedisiplinan dan doa.

Bimbinglah anak untuk belajar bertanggung jawab dan disiplin. Buatlah schedule kegiatan anak agar dia tahu kegiatan apa yang harus dilakukan pada saat-saat tertentu. Dorong dan ingatkan dia terus untuk disiplin kapan saatnya belajar, kapan saatnya mengaji, kapan saatnya nonton tv, dan kapan saatnya bermain. Jangan batasi dia untuk bermain dengan teman-temannya, karena bermain adalah dunia mereka dan permainan yang terbaik adalah permainan fisik agar sensor motorik mereka terlatih dan membuat badan sehat.

Ketika anak sudah berusaha tanggung jawab dan disiplin, hargai apapun hasil yang akan dia dapat. Besarkan hatinya dengan terus menumbuhkan mindset bahwa nilai bukanlah segalanya , namun segala sesuatu memang butuh penilaian agar kita tahu sejauh mana kemampuannya, dimana letak kelemahannya serta faham apa bakat dan minatnya. Semua itu bertujuan agar ketika anak memperoleh nilai/rangking buruk dia tidak down dan ketika memperoleh nilai/rangking baik anak tidak sombong.

Teruslah support dia untuk melakukan hal-hal yang positif. Perbanyak mungkin kegiatan ekstra diluar kegiatan sekolah dan mengaji seperti ikutkan mereka  kelas sepak bola, les melukis, les music dan kegiatan lain yang anda dan anak mampu melakukan. Mungkin karena factor tertentu sehingga serangkaian kelas les tidak bisa dilakukan, maka cukup sertakan mereka dalam kegiatan-kegiatan anda seperti ikut menanam tanaman, membantu memasak, atau berpetualang ke sawah ikut kakek atau neneknya. Langkah ini selain dapat mengurangi anak ketergantungan pada handphone, cara ini juga efektif untuk melatih anak belajar mandiri, bersosialisasi, peka terhadap lingkungan dan mempunyai rasa peduli.

Dunia anak merupakan dunia spontanitas dan menyenangkan. Mereka senang meniru, karena itu merupakan proses pembentukan tingkah laku. Sehingga dalam konteks ini orang tua benar-benar dibutuhkan kesiapannya untuk dapat menjadi cermin, guru dan sahabat bagi  anaknya, agar kelak anak menjadi generasi yang mampu menjadi penerus cita-cita perjuangan agama dan bangsa. Marilah bersama-bersama belajar dan berusaha menjadi orang tua yang bertanggung jawab sebagai mana seharusnya. Karena bukankah segala yang dititipkan kepada kita kelak akan dimintai pertanggung jawabannya….

Salam…

Semoga manfaat..

By : moshrefa_siti

No comments:

Belajar dan belajar

KERJA CERDAS BUKAN KERJA KERAS

  Sumber : Tribunnews.com Sejak dulu orangtua kita selalu menasehati anak-anaknya untuk bekerja keras agar hidup kita sukses. Namun, anggapa...