Tuesday 4 August 2020

Biografi Abah Guru Sekumpul (KH. Muhammad Zaini)


Mengenal Lebih Dekat Sosok Ulama Kharismatik Abah Guru Sekumpul

Abah Guru Sekumpul 

Kelahiran dan Latar Belakang silsilah
Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari atau yang biasa disapa dengan guru sekumpul maupun Guru ijai lahir di Tunggul Irang, Martapura timur Kabupaten banjar pada Tanggal 27 muharrom 1361 H, atau bertepatan dengan 11 Februari 1942 M. Dan beliau meninggal di Martapura, pada 5 rojab 1426 H atau bertepatan dengan 10 Agustus 2005 M pada umur 65 tahun (H) 63 tahun (M). 
Jika diruntut berdasarkan silsilah dari ayah nya, abah zaini merupakan keturunan ke 7 dari Syekh Arsyad al-Banjari. Seorang ulama kharismatik yang mengarang kitab ”sabilal muhtadin” yang bahasa Arabnya sabilal muhtadin lit-tafaqquh fi amriddin. Yang artinya jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama. Kitab ini sangat fenomenal di wilayah Asia Tenggara seperti Philipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Indonesia, Brunei, Kamboja, Vietnam dan Laos karena kaum Muslimin di daerah-daerah ini mempergunakan bahasa Melayu sebagai salah satu pengantar ilmu agama. Bahkan menjadi khazanah kepustakaan bagi khazanah perpustakaan-perpustakaan di dunia Islam, seperti di Makkah, Mesir, Turki, dan Beirut. 

Adapun silsilah guru zaini bersambung hingga Syekh Arsyad al-Banjari adalah sebagai Berikut. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Haji Muhammad Sa’ad bin Haji Abdullah putra Al’alimul ‘alamah Mufti Khalid bin Al’alimul ‘allamah Khalifah Haji Hasanuddin bin Maulana Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan jika diteruskan akan bersambung sampai rosulullah saw. Sedang ibu beliau bernama Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.
Abdul Ghani ayah dari KH. Muhammad Zaini adalah seorang pemuda yang shalih dan sabar dalam menghadapi segala situasi. Beliau menyembunyikan semua derita dan cobaan sulitnya hidup, beliau tidak pernah mengeluh kepada siapapun. Beberapa cerita yang diriwayatkan adalah, sewaktu kecil beliau sekeluarga yang terdiri dari empat orang hanya makan satu nasi bungkus dengan lauk satu biji telur dibagi empat. Tak pernah satu kalipun di antara mereka yang mengeluh. Sehingga sikap qonaahnya berbuah hikmah yang menjadikan mulia dunia akhirat. Salah satunya dikaruniai nya beliau seorang putra yang alim dan masyhur bernama muhammad zaini (guru sekumpul).
Masa kecil
Pada saat masih kecil abah diberi nama Qusyairi. Semenjak kecil beliau merupakan salah seorang anak yang terpelihara (mahfuzh), sifat pembawaan beliau dari kecil lain dari yang lain, diantaranya adalah beliau tidak pernah bermimpi basah (ihtilam).

Semenjak kecil, pergaulan abah zaini betul-betul dijaga. Kemanapun beliau bepergian  selalu ditemani oleh sepupunya. Pernah suatu ketika Qusyairi ingin bermain-main ke  pasar seperti layaknya anak sebayanya semasa kecil. Saat memasuki  gerbang pasar, tiba-tiba muncul pamannya, Syaikh Seman Mulia  di hadapannya dan memerintahkan untuk pulang. Orang-orang tidak ada  yang melihat Syekh, begitu juga sepupu yang menjadi ”bodyguard”-nya. Dia  pun langsung pulang ke rumah.
Sedari kecil beliau juga selalu berada di samping kedua orang tua dan neneknya yang bernama Salbiah. Beliau dipelihara dengan penuh kasih sayang dan berdisiplin dalam pendidikan agama. Sejak dini oleh kedua orang tua dan termasuk neneknya, beliau sudah ditanamkan nilai-nilai ketauhidan, akhlak yang mulia dan penanaman nilai-nilai Qur’ani dengan mengajari beliau al-Qur’an. 
Beberapa Catatan lain berupa beberapa kelebihan dan keanehan Qusyairi adalah dia sudah hafal Al-Qur'an semenjak berusia 7 tahun. Kemudian hapal tafsir Jalalain pada usia 9 tahun.
Pada  usia 9 tahun pas malam jumat Qusyairi bermimpi melihat sebuah kapal  besar turun dari langit. Di depan pintu kapal berdiri seorang penjaga  dengan jubah putih dan di gaun pintu masuk kapal tertulis “Sapinah  al-Auliya”. Qusyairi ingin masuk, tetapi dihalau oleh penjaga hingga  tersungkur. Dia pun terbangun. Pada malam jum’at berikutnya, ia kembali  bermimpi hal serupa. Dan pada malam jumat ketiga, ia kembali bermimpi  serupa. Tapi kali ini ia dipersilahkan masuk dan disambut oleh salah  seorang syekh. Ketika sudah masuk ia melihat masih banyak kursi yang  kosong.
Ketika Qusyairi merantau ke tanah Jawa untuk mencari ilmu, tak  disangka tak dikira orang yang pertama kali menyambutnya dan menjadi  guru adalah orang yang menyambutnya dalam mimpi tersebut.
KH. Muhammad Zaini saat usia kurang lebih 10 tahun, sudah mendapat khususiah dan anugerah dari Tuhan berupa Kasyaf Hissi yaitu melihat dan mendengar apa yang ada di dalam atau yang terdinding.
Dalam usia itu pula Qusyairi pernah didatangi oleh seseorang bekas  pemberontak yang sangat ditakuti masyarakat akan kejahatan dan kekejamannya. Kedatangan orang tersebut tentunya sangat mengejutkan keluarga di rumah dia. Namun apa yang terjadi, laki-laki tersebut  ternyata ketika melihat Qusyairi langsung sungkem dan minta ampun serta  memohon minta dikontrol atau diperiksakan ilmunya yang selama itu ia amalkan, jika salah atau sesat minta dibetulkan dan dia pun minta agar  ditobatkan.
Pada usia 14 tahun ia dikaruniai futuh (pencerahan spiritual) saat membaca sebuah tafsir Qur’an. Makna fath (jamaknya futuh) yang berarti mata hati (dalam menerima kebenaran). Pada masa remaja ini pula Guru Sekumpul mengalami perjumpaan spiritual dengan Sayyidina Hasan dan Husein, cucu Rosulullah. Kedua cucu Rasulullah ini masing-masing membawa pakaian dan mengenakannya langsung kepada Guru Sekumpul lengkap dengan sorbannya.

Pendidikan
Pada tahun 1949 saat berusia 7 tahun, ia mengikuti pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, Martapura. Kemudian tahun 1955 pada usia 13 tahun, ia melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Darussalam, Martapura. Pada masa ini ia sudah belajar dengan guru-guru besar yang spesialis dalam bidang keilmuan seperti  al-Alim al-Fadhil Sya’rani Arif, al-Alim al-Fadhil Husain Qadri, al-Alim al-Fadhil Salim Ma’ruf, al-Alim al-Allamah Syaikh Seman Mulia, al-Alim Syaikh Salman Jalil, al-Alim al-Fadhil al-Hafizh Syaikh Nashrun Thahir, KH. Aini Kandangan. Tiga yang terakhir merupakan gurunya yang secara khusus untuk pendalaman Ilmu Tajwid. Sedangkan al-Alim al-Allamah Salman Jalil  adalah pakar ilmu falak dan ilmu faraidh. (Pada masa itu, hanya ada dua  orang pakar ilmu falak yang diakui ketinggian dan kedalamannya yaitu  dia dan almarhum K.H. Hanafiah Gobet). 

Selain itu, guru Salman Jalil juga seorang Qhadi Qudhat dari Kalimantan dan salah seorang tokoh pendiri IAIN Antasari Banjarmasin. Namun, Salman Jalil ini pada masa tuanya kembali berguru kepada Guru Sekumpul  sendiri. Peristiwa ini yang ia contohkan kepada generasi sekarang agar  jangan sombong, dan lihatlah betapa seorang guru yang alim besar tidak  pernah sombong di hadapan kebesaran ilmu pengetahuan, meski yang sekarang sedang menyampaikannya adalah muridnya sendiri. 

Dari sekian banyak guru abah sekumpul, di antara nya ada yang dijukuki dengan guru khusus yaitu Syekh Syarwani Abdan Bangil dan al-Alim al-Allamah al-Syaikh al-Sayyid Muhammad Amin Kutbi.
Berdasarkan kisah di atas, bisa kita lihat bahwa Sejak kecil abah guru sudah digembleng orang tua untuk mengabdi kepada ilmu pengetahuan dan ditanamkan perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama. Menurut riwayat, Guru Sekumpul sewaktu kecil sering menunggu al-Alim al-Fadhil Syaikh Zainal Ilmi yang ingin ke Banjarmasin hanya semata-mata untuk bersalaman dan mencium tangannya. 

Selain dari pada itu, pamannya yang bernama Syekh Seman Mulia juga secara intensif mendidik baik ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah. Dan ketika mendidik Guru Sekumpul, Guru Seman hampir tidak pernah mengajarkan langsung bidang-bidang keilmuan itu kepadanya kecuali di sekolahan. Tetapi, Guru Seman langsung mengajak dan mengantarkan dia mendatangi tokoh-tokoh yang terkenal dengan sepesialisasinya masing-masing baik di daerah Kal-Sel (Kalimantan) maupun di Jawa untuk belajar.

Sehingga pada masa remajanya, Guru Sekumpul menghabiskan waktu menimba ilmu hingga ke Pesantren Datu Kalampian Bangil, Jawa Timur. Selain itu berguru kepada Syekh Falah di Bogor. Ia juga mendalami syariat dan tarekat kepada Syekh Muhammad Yasin Padang di Mekah, Syekh Hasan Masysyath, Syekh Isma’il Yamani, Syekh Abdul Qadir al-Baar, Syekh Sayyid Muhammad Amin Kutby, Al allamah Ali Junaidi (Berau) ibn Jamaluddin ibn Muhammad Arsyad. 


Atas petunjuk Syekh Ali Junaidi, beliau kemudian belajar kepada Syekh Fadhil Muhammad (Guru Gadung). Kepada Guru Gadung ini Guru Ijai belajar tentang ajaran Nur Muhammad. Beliau juga mendapat ijazah Maulid Simthud Durar dari sahabat karibnya, Habib Anis ibn Alwi ibn Ali al-Habsyi dari Solo, Jawa Tengah.
Kelebihan abah sekumpul

1. Ulama kharismatik yang bijaksana dan berakhlak mulia.

Soal kharisma abah sekumpul saya kira tidak ada lagi yang menyangsikannya. Bahkan beberapa ustadz, tokoh dan habaib di tanah air atau bahkan luar negeri banyak yang datang sowan ke Tempat beliau untuk menimba ilmu, berdiskusi atau sekedar mencari barokah. Habib Syech, Gus Dur, Habib Anis Solo, Ustadz Arifin Ilham merupakan sebagian ulama yang menyempatkan diri datang ketempat beliau.

Selain sebagai ulama yang kharismatik, abah guru  juga masyhur akan kemulyaan sikap dan tindak tanduk beliau yang sesuai ajaran Rosulullah SAW. Dan ini selalu beliau tunjuk kan dalam segala aspek kehidupan. Habib Ahmad Al-Habsyi (Banjarmasin) berkata, "Bila ingin melihat sunnahnya Rosulullah SAW dengan jelas maka lihatlah perilaku Abah Guru Sekumpul karena setiap sunnah Rasulullah yang beliau ketahui selalu dikerjakannya.

2. Seorang yang mencintai ilmu dan ulama

Kecintaan abah guru sekumpul pada ilmu sangatlah besar. Hal itu terlihat pada banyaknya ilmu yang beliau kuasai dan banyaknya guru yang sudah beliau datangi. Berikut pesan abah guru sekumpul  yang populer tentang ilmu yaitu:
- Setiap detik itu ada nafahatullah, cara menunggu nafahatullah yaitu menuntut ilmu dan beramal.
- ilmu itu sudah ada di dalam hati kita, jika kita mau mensucikan/membersihkan hati, maka ilmu itu akan terbuka.
- mempelajari ilmu itu ibadah, mengulang-ngulang ilmu itu dzikir, mengajarkan ilmu shodaqoh, menuntut ilmu jihad.

Abah guru juga seorang yang sangat mencintai ulama, sikap tersebut tercermin saat banyak orang yang menghina gus dur. Siapa yang tak mengenal gus Dur? beliau adalah seorang ulama yang aktif di dunia politik yang penuh dengan hasud dan fitnah. Saat para musuh politik beliau menfitnah bahkan menghina, abah guru sekumpul berpesan pada mereka "Gus Dur itu Ulama, anak seorang Ulama, kakeknya juga Ulama kualat kalian". Begitu pesan singkat dari abah guru yang ditujukan pada mereka yang sudah menghina Gus Dur. 

3. Bijaksana
Abah guru sekumpul adalah sosok ulama yang sangat bijaksana. Di saat ada masalah yang lagi heboh menjadi pembicaraan, beliau tidak langsung ikut-ikutan menghukumi. Beliau menelaah dulu dengan seksama, dipertimbangkan dari sisi asal fiqih dan syariatnya. Seperti saat awal tahun 2000 an, yang mana banyak orang menjudge artis dangdut Inul Daratista yang saat itu dianggap kontroversial goyangannya sehingga berujung pada pencekalan dibeberapa daerah. Melihat fenomena itu ketika abah dimintai komentar beliau hanya bilang yang intinya beliau tidak serta merta menyalahkan inul sebagai pemilik goyangan. Namun, beliau menjelaskan bahwa asal usul adanya goyangan adalah dari adanya alat musik. Jika alat musik diharamkan maka tak akan ada yang namanya goyangan. Dan apabila kita hanya menyalahkan sipemilik goyangan tanpa melihat asal muasal adanya goyangan sendiri, maka itu tidak adil rasanya. Demikian bijaksananya abah guru sekumpul menyikapi sesuatu masalah. Walaupun begitu bukan berarti abah membenarkan goyangan inul, beliaupun menasehati dengan cara beliau sendiri. Sehingga disaat inul bertolak ke martapura dan banyak orang yang menolak kedatangannya, abah dengan bijaksana membukakan pintu dan mengangkat inul menjadi anak angkat beliau. Mungkin dengan cara kelembutan seperti itu, nasehat akan mudah diterima daripada dengan cara menghujat.
4. Seorang ulama yang bersuara merdu
Untuk hal satu ini, kemampuan abah tak diragukan lagi. Rutinan setiap malam senin menjadi saksi akan indahnya suara beliau. Bahkan novia kolopaking artis 80-90 an yang sekaligus istri budayawan MH. Ainun Najib mengidolakan suara beliau. 
Karomah
Jika membahas karomah dari abah guru sekumpul, maka banyak sekali para murid bahkan guru beliau yang memberi kesaksian. Namun, di sini penulis hanya akan menceritakan satu dari banyak pengalaman tersebut. Kejadian ini dialami oleh seorang ulama kondang yang khas dengan cara berdakwahnya yang memperbanyak dzikir dan sholawat yakni Ustadz Arifin Ilham. Kita ketahui Ustadz Arifin Ilham adalah salah satu ulama yang dekat dengan Abah Guru Sekumpul. Saat itu kata beliau, sedang membaca Al-Quran di dalam kamar. Saat aku membaca "Majreehaa"  yang hukumnya Imalah di dalam Surah Hud Ayat 41. Di situ aku, kata beliau, malah membacanya "majraahaa". Karena aku lupa hukum membacanya itu Imalah.
Tanpa disangka, datanglah Guru Sekumpul dihadapanku. Guru Sekumpul betul-betul menampakkan jasad dan suara. "Majreehaa...Majreehaa", kata Guru Sekumpul mengulang dua kali. Kemudian aku, lanjut membaca ulang "Majreehaa". Begitulah kesksian dari salah satu ulama yang dekat dengan Abah Guru Sekumpul. Wallahu a'lam...
Masa akhir hayat

Sejak masih muda abah Guru Sekumpul memang sangat akrab dengan berbagai macam penyakit. Bahkan saat beliau mengaji di Bangil Pasuruan beliau pernah sakit dan diopname di RS Islam Surabaya selama 20 hari. Dan keadaan ini membuat Abah Guru menjadi pribadi yang sabar. Namun, penyakit-penyakit itu rupanya benar-benar tak mau pergi dari tubuh Abah. Sehingga saat masa akhir hidup beliau mengidap berbagai macam penyakit dalam waktu bersamaan (komplikasi). Sampai pada akhirnya beliau harus melakukan cuci darah seminggu sekali. Walau dalam keadaan sakit, beliau tetap aktif mengajar ngaji walau terkadang sambil di tempat tidur. Puncaknya karena kondisin tubuh yang terus mengalami penurunan, akhirnya oleh keluarga beliau di bawa ke RS Mount Elizabeth di Singapura. Abah guru Sekumpul dirawat di Singapura selama 9 hari. Walau kondisi tubuh yang masih sangat lemah, abah guru sekumpul berkeinginan untuk pulang dan agar dirawat di rumah.  Namun, melihat kondisi tubuh yang tidak memungkinkan pihak keluargapun tak berani dan menunggu keputusan tim medis. 

Besoknya, pada 8 Agustus 2005 Abah Guru kembali sesak napas dan harus menjalani cuci darah. Sorenya diketahui dari hasil tim dokter bahwa keadaan syaikhuna sudah sangat sulit ditangani. Malam harinya tensi Abah Guru turun drastis. Saat itu disaksikan oleh keluarga beserta guru beliau H. Syarif Bustami Abah guru masih berdzikir lafadz laaillahaillallah sebanyak 3x dengan suara rendah dan dilanjutkan muhammadur rosulullah. Setelah itu tak ada sepatah katapun sampai akhir hayat beliau.

Pada 9 Agustus 2005 pukul 10.00 pagi waktu setempat tercapailah keputusan musyawarah keluarga agar Abah dibawa pulang ke Indonesia. Hari itu pula, seluruh kepengurusan kepulangan rombongan diselesaikan. Sampai pada pukul 17.30 sore berangkatlah rombongan dengan menumpang pesawat carteran Foker 24, pesawat evakuasi yang bernama "Anugerah". Dengan melewati rute Singapura-Pontianak-Banjarmasin. Tepat pukul 21.00 rombongan sampai di bandara Syamsuddin Noor, dan sekitar pukul 21.30 tibalah rombongan di kediaman Abah Guru di Sekumpul.

Kedatangan Abah Guru sebenarnya hampir tidak diketahui oleh jamaah. Namun, saat subuh sudah banyak para jamaah yang menunggu di kediaman abah, terutama di pintu belakang kediaman beliau. Di dalam rumah terlihat para kerabat yang enggan beranjak dari dekat beliau. Terlihat nafas Abah yang masih teratur dan sesekali tangan beliaupun masih bergerak. Dengan keadaan seperti ini, tenaga medis dibantu keluarga menyiapkan alat untuk cuci darah besok. Namun, apalah daya takdir Allah berkehendak lain. Sekitar pukul 04.40 Abah Guru menghembuskan nafas terakhir. Inna lillaahi wa inna ilaihi roojiuun... Sontak keadaan yang awalnya hening, berubah menjadi suara isak tangis yang sambung menyambung. Allahummaghfirlahu war hamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu. Amiin....
Wasiat dan Peninggalan 
Semasa hidupnya, Guru Sekumpul pernah berpesan tentang karomah. Dia mengatakan, jangan pernah berpikir atau berniat untuk mendapatkan karamah dengan melakukan ibadah atau wiridan-wiridan. Sebab, karomah yang paling mulia dan tinggi nilainya adalah istiqamah di jalan Allah. Kalau ada orang mengaku sendiri punya karomah tapi salatnya tidak karuan, maka itu bukan karomah.
Penulis : Moshrefa_siti

Belajar dan belajar

KERJA CERDAS BUKAN KERJA KERAS

  Sumber : Tribunnews.com Sejak dulu orangtua kita selalu menasehati anak-anaknya untuk bekerja keras agar hidup kita sukses. Namun, anggapa...