Monday 10 December 2018

KORUPSI MASSAL 2018

Korupsi massal dikalangan DPR tamparan bagi kita

JAKARTA, Kompastv. 4 September 2018 saat itu tidak sengaja saya melihat berita tentang adanya korupsi massal yang menyeret kepala daerah kota malang, beserta mayoritas anggota DPRD nya. Mengapa dikatakan mayoritas?? Karena dari 45 anggota dewan, sebanyak 41 orang sendiri yang terjerat dalam kasus korupsi tersebut. Sehingga gedung DPRD Kota Malang “sepi” penghuni, yang tersisa tinggal Yakni Abdurrochman (PKB) selaku wakil ketua dan pimpinan dewan satu-satunya, Subur Triono (PAN), Priyatmoko Oetomo (PDI-P) dan Tutuk Haryani (PDI-P). Kondisi tersebut mengakibatkan roda pemerintahan Kota Malang terancam lumpuh.

Perlu kita ingat bahwa sebelum korupsi massal di kota malang, sekitar bulan April 2018 lalu KPK juga telah menetapkan 38 anggota DPRD Kota Medan Sumatera Utara sebagai tersangka kasus korupsi. Adapun yang terjerat dalam kasus tersebut (baik di Kota Malang maupun di Kota Medan Sumatera Utara), mereka mayoritas berasal dari perwakilan kader partai politik. Sehingga, banyak pakar politik menyimpulkan bahwa “mahalnya ongkos politik” mendorong para anggota dewan memanfaatkan pelaksanaan fungsi dan kewenangan legislative mereka, sebagai pintu yang membuka peluang terjadinya kong kalikong antara eksekutif dan legislative demi kepentingan pribadi atau kelompok. Singkatnya, para anggota dewan memanfaatkan posisi dan kedudukan mereka untuk memperkaya diri guna mengembalikan biaya-biaya yang telah mereka keluarkan pada saat kampanye.

Dari kasus-kasus korupsi yang terjadi dikalangan DPR selama ini, terkadang membuat rakyat pesimis ketika akan memilih mana caleg yang amanah yang bisa kita jadikan sebagai perpanjangan tangan, penyuara aspirasi dan yang sepenuhnya memihak pada rakyat. Karena yang selama ini sering mereka pertontonkan tak lain adu mulut bahkan marah-marah ketika sidang dan sederet kasus korupsi yang bagai benang kusut tak tahu mana pangkal ujungnya dan rakyat hampir tak pernah dengar berita yang mengekpos terkait prestasi maupun kinerja mereka.

Namun, inilah realita moral mayoritas pejabat kita saat ini. Sehingga tiada guna juga jika kita pesimis dan berpangku tangan melihat nasib. Mulailah dari lingkungan terkecil anda (diri sendiri, keluarga, dan orang-orang disekeliling anda) untuk selalu menanamkan sikap jujur, tanggung jawab dan perasaan takut hanya pada Allah swt. Karena kebaikan yang dipupuk terus menerus akan tumbuh menancap kuat dialam bawah sadar kita laksana akar pohon besar yang mampu menghadapi erosi akibat derasnya air saat hujan lebat tiba. Sehingga harapan kita suatu saat nanti akan muncul generasi-generasi penerus yang membawa Negara ini ke arah yang lebih baik. Semoga,,, Amiiinnn…

See you next time insyaallah.

Sumber gambar : Pixabay.com

By : moshrefa_siti

No comments:

Belajar dan belajar

KERJA CERDAS BUKAN KERJA KERAS

  Sumber : Tribunnews.com Sejak dulu orangtua kita selalu menasehati anak-anaknya untuk bekerja keras agar hidup kita sukses. Namun, anggapa...